" Mas, saya sudah di depan Gedung Kharisma", suara driver travel pesananku dalam telpon.
" Ok mas, saya akan kesana," sambil mengangkat tas yang ada di sebelahnya.
Bergegas aku rela nyebrang walau dalam hati sedikit menggerutu karena tidak sesuai komitmen awal.
" Mas, barangnya ini ditaruh di tengah apa dibelakang?", tanya aku ke sopir travel.
Melihat aku bawa barang bawaan yang cukup besar, akhirnya sopir yang tenang posisinya berubah bergegas turun untuk menaruh barang yang cukup besar itu.
Aku lega akhirnya berangkat juga ke Balai Diklat di Surabaya walaupun di bulan ramadhan ini saatnya fokus beribadah dan menambah keakraban bersama anak istri. Sudah menjadi tugasnya untuk patuh pada tugas dari pimpinan dan lembaga dan sekaligus upgrade skill untuk menambah pengetahuan untuk diri sendiri dan menularkan pada orang lain.
Bukan aku saja yang memakai jasa travel tersebut namun ada 3 penumpang lainnya yang kan pergi ke pulau lain untuk bekerja dan harus naik pesawat terbang dan menuju Juanda untuk penerbangan yang sudah dijadwalkan.
" Mas nya turun mana," sopir travel penasaran.
" BDK Surabaya di jalan Ketintang Madya nomor 9 Surabaya",sahutku sambil melihat pemandangan Wajak yang penuh dengan pemandangan hijau tanaman sayur dan buah di sawah dan pekarangan petani.
" Bisa dikirimkan alamatnya agar saya cari di google map, kata sopir sedikit cuek karena harus mengendalikan stir yang melajukan kendaraannya.
" Siap, mas saya akan kirimkan melalui WA," aku membuka riwayat chat di androidku.
" Loh, koq nggak bisa," dalam hati aku mengatakan dengan keras dan sedikit gundah.
Aku coba lagi cara yang biasanya aku pakai dan selalu berhasil. Namun tiada hasil dan tetap saja nihil dan semakin menambah kegundahanku.
" Ada apa ini, apakah hp ku rusak?" dalam hatiku tambah gusar.
" Sudah bisa mas hp nya?, kata sopir dengan nada penasaran.
" Sepertinya sinyal di hp saya tidak muncul di screen android ku," kataku dengan lemas.
Aku mulai lemas dan mulai membayangkan yang akan terjadi di tempat diklat. Aku jadi OVERTHINKING.
Untungnya sopir menawariku wi-fi dari hpnya dengan harapan peta pada google map dapat ditampilkan di layarnya dan menentukan arah dari Dampit ke BDK Surabaya.
" Sudah mas alamatnya aku kirim di WA," jawabku yang sudah sedikit lega dapat lihat chat di WA yang menanyakan agenda di madrasah hari ini dan jadwal minggu depan yang belum selesai aku desain.
" Mas ini naik tol apa tidak?", tanya sopir sedikit mengarahkan ke pilihan lewat tol.
" Jika naik tol ada tambahan biaya e-tol", kata sopir yang mulai cari tempat isi BBM mobilnya.
" Maaf mas, kami sudah membayar sesuai kesepakatan awal dan itu sudah termasuk biaya e-tol nya," kata semua penumpang termasuk aku sambil saya bacakan komitmen di chat WA.
" Nggak nutut dengan biaya tersebut kalo naik tol," gerutu sang sopir.
Waktu berlalu dan hampir tiba di bandara Internasional Juanda dengan jalur hanya tol Pakis-Singosari yang tujuannya menghindari kota Malang yang sudah mulai ramai dipadati kendaraan yang melintasi di awal pekan tersebut.
Hp ku yang tergeletak dibangku sebelah yang kosong membuat hatiku jadi hampa dan sedikit mulai OVERHEAT dan nggak bisa membayangkan apa yang terjadi di Balai Diklat nanti.
Berlanjut di PART 2 (Bertemu Gerai Indosat di Marina Plaza)
