This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Jumat, 29 September 2017
Kamis, 28 September 2017
Rabu, 27 September 2017
Senin, 04 September 2017
Penerapan Pendidikan Karakter Di MTs Negeri 2 Kota Malang
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang
diperlukan oleh suatu lembaga pendidikan agar menghasilkan lulusan yang
mempunyai keunggulan dalam hidup dan kehidupan siswa setelah mengenyam
pendidikan di lembaga tersebut. Untuk itu diperlukan cara atau sistem untuk
menerapkannya. Penerapan pendidikan karakter di Madrasah Negeri 2 Kota Malang
dilakukan pada ranah
pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya madrasah dan pusat
kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan
kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. Adapun penjelasan masing-masing
ranah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran
Penerapan pendidikan karakter
pada pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang
tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang menggunakan pendekatan
kontekstual. Alasan penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi
tersebut dapat mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata, berarti siswa diharapkan dapat mencari hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan itu, siswa lebih memiliki hasil yang
komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada
tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga)
(Puskur, 2011 : 8).
Adapun beberapa strategi
pembelajaran kontekstual antara lain (a) pembelajaran berbasis masalah, (b)
pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran
pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Puskur (2011 : 9) menjelaskan
bahwa kelima strategi tersebut dapat memberikan nurturant effect pengembangan
karakter siswa, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa
ingin tahu.
2. Pengembangan Budaya Madrasah dan Pusat
Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya madrasah
dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu
kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan, pengkondisian. Adapun hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan
kegiatan yang rutin atau ajeg dilakukan setiap saat. Kegiatan rutin dapat juga
berarti kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus dan konsisten setiap
saat (Puskur, 2011: 8). Beberapa contoh kegiatan rutin antara lain kegiatan
upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan,
piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum
pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam dan bersalaman apabila
bertemu dengan guru, tenaga pendidik, dan teman.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan dapat juga
disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa
perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan sumbangan
ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika
terjadi bencana.
c. Keteladanan
Keteladanan merupakan sikap “menjadi
contoh”. Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang
baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain (Puskur, 2011: 8).
Contoh kegiatan ini misalnya guru menjadi contoh pribadi yang bersih, rapi,
ramah, dan supel.
d. Pengkondisian
Pengkondisian berkaitan dengan
upaya madrasah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya
suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan menata lingkungan
fisik misalnya adalah mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman
yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong madrasah
dan di dalam kelas (Puskur, 2011: 8). Sedangkan pengkondisian lingkungan
nonfisik misalnya mengelola konflik antar siswa atau guru supaya tidak menjurus
kepada perpecahan, atau bahkan menghilangkan konflik tersebut.
3. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan
ekstrakurikuler
Kegiatan ko dan ekstra
kurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran. Meskipun
di luar kegiatan pembelajaran, guru dapat juga mengintegrasikannya dalam
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya sudah mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter. Namun demikian tetap diperlukan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi yang baik atau merevitalisasi kegiatan-kegiatan ko dan ekstra
kurikuler tersebut agar dapat melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa.
4. Kegiatan keseharian di rumah dan di
masyarakat
Kegiatan ini merupakan kegiatan
penunjang pendidikan karakter yang ada di madrasah. rumah (keluarga) dan
masyarakat merupakan partner penting suksesnya pelaksanaan pendidikan
karakter di madrasah. Pelaksanaan pendidikan karakter sebaik apapun, kalau
tidak didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat akan sia-sia. Dalam
kegiatan ini, madrasah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara
karakter yang dikembangkan di madrasah dengan pembiasaan di rumah dan
masyarakat (Puskur, 2011: 8).
KESIMPULAN
Pendidikan karakter sangat
penting diterapkan demi mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah
mulai luntur. Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter di madrasah,
diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah dapat dilaksanakan pada
ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya madrasah dan
pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan
ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)