This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Minggu, 26 November 2017
Selasa, 07 November 2017
TAMBULAMPOT
November 07, 2017
No comments
Cara mudah membuat tabulampot
Cara mudah membuat tabulampot
Metode budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot)
dibuat untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan. Tanaman buah biasanya
berpostur tinggi dengan perakaran dalam. Tanaman ini membutuhkan ruang tumbuh
yang cukup luas. Hal ini tentunya menyulitkan bagi penduduk perkotaan dengan
lahan yang sangat terbatas.
Sejak tahun 1970-an, berkembang metode menanam buah
dalam lingkungan terbatas atau tabulampot. Metode ini terus berkembang, baik
dari sisi teknologi maupun jumlah jenis tanaman buah yang bisa dijadikan
tabulampot.
Saat ini, banyak bermunculan nursery-nursery penyedia
bibit tabulampot. Dalam berbagai pameran pertanian, tabulampot selalu jadi
incaran favorit. Pehobi tertarik pada tabulampot untuk alasan fungsional maupun
estetika.
Jenis-jenis tabulampot
Hampir semua jenis tanaman buah bisa tumbuh dalam
bentuk tabulampot. Tapi tidak semua tabulampot bisa menghasilkan buah. Karena
meskioun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu belum bisa berbuah
dalam lingkungan tabulampot.
Terdapat beberapa jenis tanaman buah yang lazim
dijadikan tabulampot. Tingkat keberhasilan berbuahnya dikategorikan mudah,
sulit dan belum berhasil. Beberapa tanaman dengan kategori mudah berbuah
diantaranya jeruk, belimbing, sawo, mangga, jambu biji dan jambu air. Tanaman
yang sulit berbuah antara lain rambutan, lengkeng, manggis, duku dan jambu
bol. Sedangkan tanaman alpukat dan durian
masih belum berhasil berbuah optimal dalam lingkungan tabulampot.
tabulampot
Menyiapkan bibit tabulampot
Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan
tingkat keberhasilan tabulampot. Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit
hasil perbanyakan generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif
(cangkok, okulasi dan penyambungan).
Untuk budidaya tabulampot sebaiknya gunakan bibit hasil
perbanyakan vegetatif. Kelebihan bibit hasil vegetatif yaitu sifat tanamannya
bisa dipastikan, karena sama dengan sifat induknya. Sehingga keberhasilannya
lebih mudah diprediksi. Selain itu, bibit perbanyakan vegetatif lebih cepat
berbuah. Kekurangan bibit jenis ini akarnya kurang kuat sehingga tanaman mudah
roboh atau mengalami kekeringan.
Tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh
bibit tanaman. Oleh karena itu pilihlah bibit yang kita tahu persis
sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan penyakit tanaman. Untuk memastikannya
biasanya bibit tersebut telah memiliki sertifikat dari komunitas atau lembaga
terpercaya.
Cara mudah membuat tabulampot
Menyiapkan media tanam
Media tanam tabulampot bermacam-macam. Media tanam
berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur tanaman.
Media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang
dibutuhkan tanaman.
Media tanam yang sering digunakan para pehobi antara
lain campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga
campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk
menekan biaya, gunakan bahan baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.
Tanah dan material organik di daerah tropis biasanya
memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Bila bahan-bahan media tanam
tersebut terlalu asam campurkan kapur pertanian atau dolomit ke dalamnya.
Setelah menyiapkan media tanam, selanjutnya siapkan pot
sebagai wadah. Jenis pot bisa terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik,
semen atau kayu. Pot dari berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk
tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media
tanam lebih stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau
alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran
drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah.
Penanaman bibit tanaman
Berikut ini langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman
ke dalam wadah tabulampot:
Siapkan
bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada
didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga merata.
Siapkan pot
dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sebaiknya dimulai dari
ukuran pot yang kecil. Sehingga apabila tanaman semakin besar pot bisa diganti,
sekaligus sebagai penanda untuk meremajakan media tanam.
Letakkan
pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu
lapis ijuk atau sabut kelapa.
Kemudian isi
dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
Untuk
mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman. Kemudian
buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan
media tanam hingga pangkal batang.
Padatkan
media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman sudah kuat tertopang.
Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
Simpan
tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau
sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
Perawatan tabulampot
a. Penyiraman
Tabulampot yang telah jadi harus di letakkan di tempat
terbuka dan terkena cahaya matahari sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman
dilakukan setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Pada musim hujan penyiraman
hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan
selang air atau gembor.
Bila jumlah tabulampot banyak, penyiraman bisa
diprogram dengan membangun sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok
adalah irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga kerja, hemat air dan mudah
dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar. Silahkan baca
tentang irigasi tetes di sini.
b. Pemangkasan
Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot
yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur
tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua bagian tanaman. Selain dua
fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.
Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot
adalah 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang
sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang
yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga
memiliki unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi
tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan.
Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.
Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap
tanaman yang telah tua. Pada tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan
penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang
perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang
primer saja.
c. Pemupukan
Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang
terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan
pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4
bulan sekali.
Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya
bisa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair. Meskipun kandungan haranya
tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih
lengkap. Selain itu penambahan bahan-bahan organik akan merangsang aktivitas
biologi dalam media tanam.
Pupuk kimia diperlukan pada saat-saat tertentu saja.
Misalnya pada saat pembungaan dan pembuahan dimana tanaman memerlukan
unsur-unsur hara makro seperti P dan K dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur
mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk kimia unsur-unsur tersebut bisa
dipastikan takarannya.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot
sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak memilih bibit. Bibit unggul
biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu. Belilah bibit
dari sumber yang terpercaya dan memiliki sertifikat bibit.
Pencegahan serangan hama dan penyakit juga bisa
dilakukan dengan menjaga kebersihan media tanam dan kebun. Gulma dan semak
belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber hama dan penyakit.
Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau
penyakit, langkah pertama bisa diberantas secara manual. Misalnya dengan
memungut ulat yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan
plastik atau jaring pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama,
seperti penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi
dilema. Biasanya tabulampot ditanam di pekarangan yang dekat dengan pemukiman.
Pestisida kimia tentunya akan sangat berbahaya dan mencemari lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, gunakan selalu pestisida organik. Silahkan baca
tentang pestisida organik.
Apabila sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida
kimia bisa dilakukan. Lakukan dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya
secara seksama. Penyemprotan hendaknya dilakukan secara terbatas.
e. Pergantian media dan pot
Tabulampot yang telah mencapai ukuran tertentu perlu
dipindahkan. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman.
Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam.
Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya
berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga
dilakukan pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar
tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.
Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas.
Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun
dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.
Langganan:
Postingan (Atom)